“Yang
kedua”, kata
Fabian, “Sebagian orang juga pergi menambang emas dan membuat koin mereka
sendiri. Saya sarankan agar dibuat sebuah hukum
agar setiap orang yang menemukan emas harus menyerahkannya. Tentu saja
mereka akan mendapat ganti rugi koin yang saya buat dan uang kertas baru.”
Ide ini mulai
dijalankan. Pemerintah mencetak uang kertas baru dengan pecahan $1, $2, $5,
$10, dan lainnya. Biaya cetak yang rendah ini dibayarkan oleh para tukang emas.
Uang kertas ini
jauh lebih gampang untuk dibawa dan dalam waktu singkat diterima oleh masyarakat.
Namun, di luar faktor kenyamanan, ternyata uang kertas dan koin emas yang
beredar hanyalah 10% dari nilai transaksi masyarakat. Kenyataan perdagangan
menunjukkan bahwa 90% nilai transaksi dilakukan dengan cara pindah buku (cek).
Rencana berikut
Fabian mulai berjalan. Sampai saat itu, orang-orang membayar Fabian untuk
menitipkan koin emas (uang) mereka. Untuk menarik lebih banyak uang ke gudangnya,
Fabian akan membayar para depositor 3% bunga atas emas titipan mereka.
Kebanyakan orang
mengira Fabian meminjamkan kembali uang yang dititipkan kepadanya. Karena dia
meminjamkan kepada orang lain dengan bunga 5% dan dia membayar para deposan 3%,
maka keuntungan Fabian adalah 2%. Orang-orang pun berpikir jauh lebih baik
mendapatkan 3% daripada membayar Fabian untuk menjaga emas (uang) mereka, dan
mereka pun tertarik.
Volume tabungan
meningkat dengan cepat di gudang Fabian. Dia bisa
meminjamkan uang kertas $200, $300, $400, bahkan sampai $500 untuk setiap $100
yang dia dapatkan dari deposan. Dia harus berhati-hati dengan ratio 9:1 ini,
sebab menurut pengalamannya, memang ada 1 dari setiap 9 orang yang akan menarik
emas mereka. Bila tidak ada cukup uang saat diperlukan, masyarakat akan curiga.
Dengan demikian,
untuk $900 pinjaman yang diberikan Fabian, dengan bunga 5% dia akan mendapatkan kembali $45. Ketika pinjaman +
bunga ini dilunasi, Fabian akan membatalkan $900 di kolom debit pembukuannya
dan sisa $45 ini adalah miliknya. Dia dengan senang hati akan membayar bunga $3
untuk setiap $100 yang dititipkan deposan kepadanya. Artinya, keuntungan riil
dari Fabian adalah $42! Bukan $2 yang dibayangkan kebanyakan orang. Para tukang
emas di kota-kota lain melakukan hal yang
sama. Mereka menciptakan kredit (pinjaman) tanpa modal (emas) dan menagih bunga
atas pinjaman mereka.
Para tukang emas
ini tidak lagi membuat koin emas, pemerintah lah yang mencetak uang kertas dan koin dan memberikannya kepada para
tukang emas ini untuk didistribusikan. Satu-satunya biaya Fabian adalah ongkos cetak uang yang sangat murah. Di
samping itu, dia juga menciptakan kredit tanpa modal dan menagih bunga atas
pinjaman barunya ini. Kebanyakan orang mengira suplai uang adalah operasi dari
pemerintah. Mereka juga percaya bahwa Fabian meminjamkan uang dari para deposan
kepada peminjam baru, tetapi rasanya agak heran megapa
orang lain bisa mendapatkan uang padahal uang para deposan masih tetap tak
berkurang. Seandainya semua orang mencoba mengambil uang mereka pada saat yang
bersamaan, skema penipuan ini akan terekspos.
Tak masalah bila
sebuah pinjaman diajukan dalam bentuk uang kertas atau koin. Fabian tinggal
mengatakan kepada pemerintah bahwa penduduk bertambah dan produksi baru
memerlukan uang baru, yang akan dia dapatkan dengan biaya cetak yang sangat
kecil.
Suatu hari seseorang
pergi menemui Fabian. “Bunga yang Anda tagih ini salah,” katanya. “Untuk setiap $100 yang Anda pinjamkan, Anda
meminta $105 sebagai kembalinya. $5 extra ini tidak mungkin bisa dibayarkan
karena mereka bahkan tidak eksis (ada).”
“Petani
memproduksi makanan, industri memproduksi barang, tetapi hanya Andalah yang
memproduksi uang. Katakanlah hanya ada dua pedagang di negara ini, dan semua
orang bekerja untuk salah satunya. Mereka masing-masing meminjam $100. Setahun
kemudian, mereka harus mengembalikan masing-msing $105 kepada Anda (total
$210). Bila salah satu orang berhasil menjual habis daganganya dan mendapatkan
$105, orang yang tersisa hanya akan memiliki $95, dia masih berhutang $10
kepadamu, dan tidak ada uang yang beredar untuk melunasi $10 ini kecuali dia
mengajukan pinjaman baru kepadamu. Sistem ini bermasalah!”
“Untuk setiap
$100 yang kamu pinjamkan, kamu seharusnya mengedarkan $100 kepada sang peminjam dan $5 untuk kamu belanjakan, jadi total
uang yang beredar memungkinkan si
peminjam untuk membayar”
Fabian
mendengarkan dengan tenang dan menjawab, “Dunia finansial adalah subjek yang
rumit, anak muda, butuh waktu bertahun-tahun untuk memahaminya. Biarkan saya
saja yang memikirkan masalah ini, dan kamu mengurus urusanmu saja. Kamu harus belajar
untuk menjadi lebih efisien, meningkatkan produksimu, memotong ongkos pabrikmu
dan menjadi pengusaha yang lebih cerdas. Saya siap membantu untuk urusan itu.”
Orang ini pun
pergi meninggalkan Fabian, tetapi hatinya masih
juga bimbang. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sistem kerja Fabian, dan
pertanyaan yang diajukan masih belum dijawab.
Orang-orang
menghormati Fabian dan kata-katanya. Dia adalah pakar, orang yang tidak setuju
dengannya pastilah orang bodoh. Lihatlah betapa negara ini bertambah maju,
produksi kita juga terus bertumbuh, kehidupan kita sudah jauh lebih baik.
Untuk
menutup bunga dari uang yang mereka pinjam, para pedagang dan pengusaha meninggikan harga dagangan
mereka. Karyawan senantiasa memprotes mereka dibayar terlalu rendah dan pemilik
perusahaan senantiasa manolak membayar lebih. Petani tidak bisa mendapatkan
harga jual yang adil dari produk pertanian mereka. Para Ibu rumah tangga terus
merasa tidak puas karena harga barang di pasar dinilai terlalu tinggi.
Pada suatu ketika, orang-orang akhirnya mulai
berdemonstrasi, hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagian orang tidak
sanggup melunasi hutang mereka dan
menjadi miskin. Teman dan saudara mereka pun tidak sanggup untuk menolong.
Mereka lupa kekayaan yang sebenarnya masih berlimpah di sekeliling mereka:
tanah yang subur, hutan yang kaya, mineral yang berlimpah dan juga
ternak-ternak yang sehat. Yang mereka pikirkan sepanjang hari adalah uang yang
rasanya selalu kurang. Mereka tidak pernah bertanya tentang sistem. Mereka percaya
pemerintahlah yang sedang menjalankan sistem ini.
Sebagian kecil
orang di masyarakat yang kelebihan uang mulai membentuk perusahaan mereka
sendiri untuk meminjamkan uang mereka. Mereka menagih bunga 6% atas uang mereka, lebih baik dari 5%
yang ditawarkan oleh Fabian. Namun orang-orang ini meminjamkan uang/menciptakan
kredit tanpa modal.
Perusahaan-perusahaan pembiayaan ini tetap
membuat khawatir Fabian dan kawan-kawannya, jadi mereka pun membentuk
perusahaan pembiayaan mereka sendiri. Dalam kebanyakan kasus, mereka membeli
perusahaan-perusahaan pembiayaan saingan mereka tersebut. Pada akhirnya, semua
perusahaan pembiayaan dimiliki ataupun dalam kendali mereka.
Situasi ekonomi
terus memburuk. Para pegawai mulai yakin bos mereka mendapatkan terlalu banyak
keuntungan. Pemilik perusahaan pun menilai pegawainya terlalu malas dan tidak
cukup bekerja keras. Semua orang mulai menyalahkan orang lain. Pemerintah
bingung bagaimana menyelesaikan masalah ini. Masalah paling mendesak tentunya
adalah bagaimana menolong orang yang paling miskin.
Pemerintah pun
memulai program sosial dan memaksa anggota masyarakat untuk membayar sistem
ini. Hal ini membuat marah sebagian orang, mereka percaya kepada gagasan lama
bahwa membantu orang seharusnya adalah usaha suka rela, bukan paksaan.
“Peraturan ini
adalah perampokan yang dilegalkan. Mengambil sesuatu dari seseorang, dengan
menentang keinginan dari orang yang bersangkutan,
apapun tujuannya, tidaklah berbeda dengan mencuri darinya.”
Namun orang-orang
tak berdaya karena bila tidak membayar mereka akan dimasukkan ke dalam penjara.
Program sosial ini selama beberapa waktu memang membantu keadaaan, tetapi tak lama
kemudian masalah kemiskinan muncul kembali dan uang yang diperlukan untuk
menjalankan sistem ini pun terus bertambah.
Ongkos sosial terus meningkat, demikian juga dengan skala pemerintahan.
Kebanyakan wakil rakyat adalah orang-orang yang
tulus melakukan pekerjaan mereka dengan benar. Mereka pun tidak menyukai
gagasan terus-menerus meminta uang dari masyarakat. Akhirnya, mereka mencari
pinjaman dari Fabian dan kawan-kawannya. Mereka
bahkan tidak mengetahui bagaimana mereka bisa membayar. Orang tua mulai tidak
sanggup membayar biaya dokter dan obat-obatan. Operator transportasi pun mulai
gulung tikar.
Satu demi satu usaha
diambil alih pemerintah. Guru, dokter, dan banyak pekerjaan lainnya mulai
menjadi tanggung jawab pemerintah.
Tidak banyak
orang yang mendapatkan kepuasan di pekerjaannya. Mereka dibayar gaji yang
wajar, tetapi kehilangan jati diri. Mereka menjadi budak dari sebuah sistem.
Tidak banyak
ruang untuk inisiatif, sedikit penghargaan atas usaha pribadi, pendapatan mereka relatif tetap dan
naik pangkat terjadi hanya kalau atasan mereka pensiun ataupun mati.
Di tengah keputusasaan,
pemerintah akhirnya meminta nasihat dari Fabian. Mereka
menganggapnya sebagai orang bijak dan
selalu memiliki solusi atas permasalahan uang. Fabian mendengar keluhan dari
pemerintah dan akhirnya
menjawab, “Banyak orang yang tidak bisa
menyelesaikan persoalan mereka, mereka membutuhkan orang lain untuk
melakukannya. Tentu Anda setuju bahwa semua orang berhak atas kebahagiaan dan berhak atas semua kebutuhan
pokok kan?
Satu-satunya cara unuk menyeimbangkan
situasi adalahmengambil dari yang kaya dan emmebrikan kepada yang miskin.
Kenalkan sebuah ssitem baru yaitu pajak. Semakin
banyak
kekayaan seseorang, semakin banyak dia harus membayar pajak. Sekolah dan rumah sakit seharusnya gratis bagi mereka yang tidak sanggup
membayar...”