Minggu, 25 Maret 2012

Berhentilah dari Impianmu Wahai Zionis!


Harian Republika (1/12/2010), Hardeep Singh Puri, wakil tetap India untuk PBB menyatakan kegiatan permukiman Yahudi yang terus berlanjut di wilayah pendudukan Palestina menyebabkan terhalangnya perundingan damai. Pernyataan itu dikeluarkan saat ia berpidato dalam sidang pleno mengenai masalah Palestina di Sidang Majelis Umum PBB. Diketahui bahwa pembicaraan paling akhir antara Palestina dan Israel macet total pada September 2010.
Kantor Berita ANTARA (29/11/2011) menyatakan sejak 29 November 1947 Palestina kehilangan hak asasi masyarakat sipilnya padahal PBB telah berdiri saat itu. Mengingat kenyataan itu, para tokoh dari 30 organisasi massa Islam mendesak PBB agar mengembalikan hak-hak asasi masyarakat sipil Palestina.
Mengherankan sekali, Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton mengecam serangan roket yang diluncurkan dari Gaza (daerah di Palestina) terhadap Israel  (TRIBUNNEWS/15/03/2012). AS seharusnya tidak mencela Palestina karena Palestina hanya membela diri terhadap kekejaman penjajahan Israel. Kekejaman Israel bisa dilihat dari apa yang mereka lakukan, ISLAMEDIA (08/03/2012) menyatakan, dua anak Palestina di Tepi Barat, tewas setelah tentara Israel sengaja meletakkan bom di kawasan pemukiman mereka, Rabu 7 Maret 2012. Kekejaman terungkap lagi, Tentara Israel menangkap anak Palestina berusia 11 tahun tanpa alasan yang benar padahal ia sedang belajar di sekolahnya. Bahkan tentara israel menerobos sekolah anak itu dan memaksa kepala sekolahnya keluar (KNRP/22/03/2012).
Maka tidak heran kecaman kepada Israel terus mengalir. Dalam deklarasi masyarakat Asia Pasifik untuk Kemerdekaan Palestina (Asia Pacific Community for Palestine) di Marocco House, jalan Tasikmalaya Menteng, Jakarta, Selasa (29/11/2011), Almuzammil dalam situs PKS menyatakan bahwa  di luar jazirah Arab rakyat Palestina bergantung pada dua kekuatan Islam yang besar, yakni di Asia Tengah (Turki) dan Asia Tenggara (Indonesia). Gelombang dukungan dari Turki dan Indonesia akan melengkapi gelombang yang muncul di Timur Tengah untuk menekan Israel.

Kecaman juga datang dari negeri Malaysia seperti dikutip dari situs REPUBLIKA (01/12/2011) bahwa tindakan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza telah mengurangi upaya untuk mewujudkan aspirasi menciptakan dua negara berdaulat hidup berdampingan dalam damai. Menteri Luar Negeri Malaysia Hanifah Aman menegaskan bahwa kebijakan negaranya tidak akan berubah terkait tentang membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Aman mengatakan dalam sidang parlemen pada hari Rabu lalu bahwa pemerintahnya sangat prihatin dengan agresi Israel di Gaza dan mengutuk serangan terbaru negara zionis tersebut terhadap rakyat Palestina dan mengecam pembangunan permukiman yahudi di Tepi Barat. Dia mengatakan bahwa Malaysia akan terus mendukung rakyat Palestina secara politik, ekonomi, dan sosial dengan memperpanjang bantuan dalam pembangunan di Jalur Gaza dan Tepi Barat (ERAMUSLIM/16/03/2012).

Kekejaman rezim Zionis Israel terhadap masyarakat Palestina dikecam juga oleh seorang Rabbi Yahudi. Yisroel Dovid Weiss (55), seorang Rabbi Yahudi berkebangsaan Amerika Serikat (AS), menilai rezim Zionis Israel telah menciptakan sungai darah bagi dunia. Weiss menuding Israel telah menghapus rakyat Palestina dari tanah kelahirannya. Menurut dia, semua tindakan Israel itu sungguh biadab. “Tindakan keji Zionis ini tidak berarti sebagai seorang Yahudi. Dan ini bertentangan dengan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Weis. Ia adalah salah satu aktivis Yahudi yang gencar mengkampanyekan kekejaman Israel dan anti-pemerintahan Zionis (Hizbut Tahrir Indonesia/16/03/2012).

Majelis rendah di DPR Mesir dengan suara bulat telah menyetujui sebuah teks deklarasi bersama yang menyatakan bahwa Israel adalah musuh nomor satu di Mesir. Dalam deklarasi bersama parlemen Mesir tersebut telah menyerukan pengusiran Duta Besar Israel dan menghentikan total ekspor minyak ke Israel (Al-Ikhwan.net/13/03/2012).
Memang Mesir telah memprakarsai suatu gencatan senjata komprehensif antara Israel dan kelompok bersenjata Gaza, setelah empat hari kekerasan yang menewaskan 25 orang Palestina tewas (AL ARABIYA/13/03/2012; REUTERS/13/03/2012). Namun sampai sekarang mereka masih diperdagangkan api (XINHUA/16/03/2012). Diyakini bahwa konflik di selatan Israel tidak akan mengalahkan Gaza seperti dikutip harian Israel HAARETZ (13/03/2012).
Hal menarik telah diketahui, adalah permainan politik antara AS dan Israel. Hizbut Tahrir (26/03/2010) menganalisis permainan AS dan Israel sebagai berikut: pemimpin Israel merancang pendudukan terhadap Palestina di Jerusalem Timur mencitrakan dukungan masyarakat Israel terhadapnya terlebih partai politiknya. Sementara pemimpin AS setelah kenyataan masalah ekonomi AS dan tindakan pemerintah yang hanya menghabis-habiskan uang di Afganistan, Irak dan tindakan konyol lainnya menuntut pemimpin AS mencitrakan kehebatannya dengan merundingkan perdamaian Palestina-Israel.
Benarlah yang dikatakan Harun Yahya  penulis terkenal di dunia, bahwa gerakan untuk mewujudkan impian Israel Zionis telah mengakibatkan pembantaian bangsa besar-besaran yang masih terjadi di Palestina selama setengah abad dan telah membawa rakyatnya ke dalam kehancuran. Mereka kehilangan segalanya: rumah, kebun, dan tanah mereka. Dan sebuah negara baru, yang ideologinya didasarkan atas teror dan kekacauan, dibangun di tanah mereka dulu. Di tempat rumah dan tanah pertanian Palestina pernah berada, di sana sekarang pabrik-pabrik, gedung, hotel, dan pusat perbelanjaan Israel didirikan. Namun negara Israel tidak berhenti di sini, seperti yang diperlihatkan sejarah, mereka masih menolak meninggalkan orang-orang Palestina dalam damai di atas tanah yang telah mereka tinggalkan.